INDONESIA termasuk negara tujuan wisata termurah di dunia. Pada 2007, Indonesia bahkan sempat menempati posisi pertama.
Seperti dipaparkan Direktur Pengembangan Pasar Departemen Kebudayaan dan Pariiwsata (Depbudpar) Syamsul Lussa, rata-rata wisatawan mancanegara datang menghabiskan 8-9 hari di Indonesia.
“Mereka menghabiskan uang sekitar US$1.178 per kunjungan,” ungkapnya kepada wartawan Media Indonesia Ade Siregar, di sela acara Indonesia Sales Mission yang berlangsung di Adelaide, Australia, tadi malam.
Ini adalah salah satu misi pemasaran pariwisata Indonesia yang mempertemukan seluruh pelaku industri pariwisata yang menjadi target pasar.
Sales Mission di Australia akan mendatangi tiga kota, yakni Perth, Adelaide, dan Sydney, selama 10 hari.
Depbudpar optimistis target 6,5 juta wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada 2009 akan tercapai.
“Dengan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, seperti 17.504 pulau, 491 grup etnik, serta 764 bahasa, kami yakin Indonesia masih menjadi destinasi pariwisata dunia.”
Keoptimisan tersebut semakin diperkuat dengan data statistik yang menunjukkan sejak Januari hingga Agustus 2009, jumlah wisman yang datang ke Indonesia tercatat 4.125.648 orang.
Angka itu naik sekitar 1,38% apabila dibandungkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Pada kesempatan yang sama, Konsul Jenderal RI di Sydney Sudaryomo Hartosudarmo mengatakan saat ini isu keamanan kerap ditanyakan orang yang akan berkunjung ke Indonesia. Faktor keamanan menjadi salah satu pertimbangan utama seseorang menentukan tujuan wisatanya.
“Namun, bom yang meledak beberapa waktu lalu ternyata hanya mempengaruhi sekitar 2% wisatawan yang akan datang ke Indonesia,” ujar Sudaryomo.
Sebaliknya, yang menunda sekitar 10%. Namun, menyinggung suksesnya konser grup Il Divo pada 29 September lalu di Jakarta, Sudaryomo menilai itu menunjukkan Indonesia masih aman. “Mereka sukses menggelar konsernya di Jakarta,” tegasnya. (sumber : Media Indonesia, 2 Oktober 2009)