Jalur kereta api (KA) Bandung-Cianjur-Sukabumi akan dibuka kembali, setelah sejak tahun 1980-an operasional KA di jalur tersebut terhenti. Saat ini sedang ditangani satuan kerja Departemen Pehubungan yang melakukan proses revitalisasi dan aktivasi jalur tersebut.

“Sampai tahun 2002 layanan KA dari Bandung ke arah Sukabumi sebenarnya masih ada, tetapi hanya sampai stasiun Lampegan (antara Cianjur dan Sukabumi). Itupun terhenti karena banyaknya rembesan air yang masuk ke terowongan Lampegan. Saat ini, layanan KA dari Bandung hanya sampai Cianjur,” ujar Kepala Humas PT KA Daerah Operasional 2 Bandung Bambang Setyo Prayitno, Senin (11/10).

Menurut Bambang, pembukaan kembali jalur tersebut memiliki nilai strategis, karena selain memiliki potensi besar untuk angkutan penumpang dan angkutan barang juga memungkinkan untuk pengembangan KA wisata.

Dengan operasionalnya kembali jalur Bandung-Sukabumi berarti akan memudahkan akses transportasi masyarakat di daerah-daerah yang jauh dari jalan raya. Terutama di kawasan sekitar Stasiun Cibeber, Stasiun Lampegan dan Stasiun Cireungas.

“Masyarakat di kawasan tersebut memang yang paling rajin meminta KA ke Sukabumi dioperasikan kembali. Karena dengan kondisi saat ini, mereka harus mengeluarkan biaya yang relatif besar jika akan pergi ke Cianjur atau Sukabumi,” katanya.

Menyinggung potensi angkutan, Bambang mengatakan, potensi angkutan penumpang di jalur tersebut cukup tinggi, tetapi diakuinya angkutan barang lebih baik lagi potensinya. Karena banyak hasil pertanian, perkebunan, dan pertambangan dari Sukabumi yang bisa menunggu diangkut ke Bandung.

Selain itu, produk-produk industri seperti produsen air mineral dalam kemasan, dipastikan akan menjadi pasar potensial untuk angkutan barang. Malah jika jalur tersebut selesai direvitalisasi, berbagai hasil bumi dan tambang dari daerah-daerah di Jabar Selatan, juga memungkinkan menggunakan KA.

“Seperti pasir besi dari tambang-tambang di kawasan Jabar Selatan, sangat memungkinkan menjadi pasar KA angkutan barang. Melalui sinergi dengan moda angkutan darat lainnya,” katanya.

Menyinggung peluang pariwisata, Bambang mengatakan, ke depan sangat memungkinkan dikembangkan KA wisata di jalur itu, karena memiliki pemandangan alam yang indah di sepanjang rute. Melintasi beberapa pegunungan dan memiliki sejumlah terowongan, ternasuk Lampegan yang legendaris.

Apalagi berdasarkan penelitian ahli geologi, di bukit, gunung di atas Lampegan terdapat situs-situs bersejarah, yang bisa dikembangkan menjadi objek pariwisata.

“Selain itu, fakta bahwa jalur Bandung-Cianjur-Sukabumi yang disambung ke Bogor-Jakarta, merupakan jalur pertama yang dibangun oleh Belanda untuk menghubungkan Bandung dan Jakarta. Merupakan hal yang memungkinkan untuk dijual,” katanya.

(Sumber : Pikiran Rakyat, 12 Oktober 2010)

en_GBEnglish